You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
tatang hidayat lkb betawi
.
photo doc - Beritajakarta.id

Kearifan Lokal Diminta Jadi Kurikulum Wajib Sekolah

Kasus penganiayaan dan pengeroyokan terhadap seorang siswi kelas V Sekolah Dasar Trisula Perwari di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, yang dihajar habis-habisan teman-teman kelasnya sungguh memilukan dan membuat prihatin berbagai pihak.

Kejadian ini sekaligus menjadi pembuktian betapa penanaman karakater melalui kearifan lokal sudah semakin tipis dan lambat laun akan dilupakan

Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Tatang Hidayat, mengatakan, para siswa-siswi SD tersebut adalah tunas-tunas harapan masa depan sebagai generasi penerus bangsa. Namun yang mereka lakukan jelas-jelas bukan mencerminkan budaya bangsa Indonesia yang santun, egaliter, toleran, dan guyub.

"Kejadian ini sekaligus menjadi pembuktian betapa penanaman karakater melalui kearifan lokal sudah semakin tipis dan lambat laun akan dilupakan, tergerus oleh maraknya budaya luar yang cenderung membentuk pribadi individualis, egois, bahkan anarkis.  Bayangkan, mereka adalah siswi sekolah dasar dan kejadiannya pun di musholla sekolah simbol penguatan akidah dan akhlak," ujar Tatang, Selasa (14/10).

Nikmatnya Gabus Pucung di Lebaran Betawi

Menurut tokoh muda Betawi ini, pemerintah harus segera melakukan penanganan ekstrim dengan memberlakukan kearifan lokal sebagai kurikulum wajib di setiap sekolah secara nasional melalui pemerintah daerah masing masing, melibatkan tokoh masyarakat dan pemangku adat sebagai penguatan implementasi sekaligus pengawasan di luar jam belajar.

"Sekolah adalah lembaga formal pendidikan yang bukan saja harus melahirkan generasi cerdas namun juga membentuk siswa berkarakter budaya, dimana kurikulum menjadi standar basis pelajaran wajib yang harus diperoleh murid dan guru dalam kegiatan belajar mengajar," jelasnya.

Slogan tujuan pendidikan nasional, kata mantan Komandan Nasional Banser NU ini, hendaknya diikuti dengan tindakan nyata, memecat guru bukan solusi namun mengurai akar persoalan menjadi hal yang sangat penting.

"Tidak mustahil kejadian serupa akan terjadi di tempat lain bila tidak ada perubahan dalam kebijakan pengelolaan kelas. Ukuran kemajuan pembangunan bukan semata pada peningkatan fisik dan angka, namun juga harus melahirkan masyarakat yang berkebudayaan," tegasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Munjirin Optimistis Timnas Indonesia Kalahkan China dengan Skor 2-0

    access_time05-06-2025 remove_red_eye1915 personNurito
  2. Transjabodetabek Bogor-Blok M dan Perpanjangan Koridor 13 Resmi Beroperasi

    access_time05-06-2025 remove_red_eye1585 personDessy Suciati
  3. Pengurus Forum Anak dan KOMPPAK Kelurahan Kalibaru Dikukuhkan

    access_time01-06-2025 remove_red_eye883 personAnita Karyati
  4. Sembilan Pelajar Wakili Pasar Rebo di O2SN Tingkat Kota Jaktim

    access_time05-06-2025 remove_red_eye874 personNurito
  5. Hujan Berpotensi Guyur Sebagian Jakarta

    access_time05-06-2025 remove_red_eye759 personDessy Suciati

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik